Langsung ke konten utama

POTENSI SAYURAN DI INDONESIA

Sayuran merupakan kebutuhan pokok sehari-hari . Seiring dengan bertambahkan  penduduk kebutuhan akan sayuran juga meningkat. Supaya kebutuhan dalam negeri terpenuhi maka perlu petani digenjok untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Hanya saja ketika hasil pertanian digenjok tanpa didukung kestabilan harga membuat petani menjadi terpuruk. 

Hasil pertanian tetap menjadi masalah karena bila barang banyak maka harga akan turun, cepat rusak dan tidak tahan lama. Saat tanam pupuk langka, harga sarana produksi lain juga naik. Faktor itu yang perlu diberikan solusinya.

Salah satu produk pertanian yang merupakan kebutuhan sehari-hari adalah sayuran. Sayuran diproduksi oleh hampir semua petani di Indonesia. Begitu pula konsumen yang mengkonsumsi sayuran semakin meningkat. Hal ini ada kaitannya dengan peningkatan daya beli masyarakat. 

Karena begitu banyaknya permintaan sayuran maka perlu perbaikan kualitas sayuran. Sebab kita ketahui bahwa kualitas sayuran kita jauh dibawah standar.  Umumnya petani kita menggunakan pestisida tidak sesuai aturan. Ada yang gunakan  melebihi dosis anjuran.  Perlu adanya pembelaran kepetani tentang cara penggunaan pestisida.

Sayuran yang paling banyak dibudidayakan adalah bawang merah, canai, kacang panjang, kentang, kubis, mentimun, tomal dan lainnya. 

Dari beberapa komoditas yang kami sebutkan bisa kita kembangkan karena merupakan kebutuhan yang sangat dicari. Jadi produk ini punya potensi untuk di ekspor. Akan tetapi perlu memberikan arahan kepada petani bahwa produk ekspor yang dibutuhkan adalah yang bebas dari bahan kimia. Ada ada standar tertentu yang harus diperhatikan.

Tentu saja untuk menembus pasar luar negeri maka perlu kerja keras. Karena pasar luar negeri memiliki peraturan yang sangat ketat. Produk kita harus berkualitas. Terutama bebas dari bahan kimia yang berlebihan. Begitu pula tidak tercemar oleh mikroba dan aturan-aturan lainnya. Pokoknya harus mengikuti standar internasional.

Untuk menghasilkan produk sayuran yang berkualitas maka diperlukan juga benih sayuran yang bermutu. Benih juga harus berkesinambungan. Disamping itu harus ada faktor pendukung seperti pestisida. Pemerintah harusnya menyediakan pestisida yang memiliki standar internasional. 

Khusus masalah pembenihan masalah sertifikasi dan masalah mutu harus diutamakan. Supaya untuk mendapatkan produk bermutu maka perlu pengawasan yang ketat.

Untuk meningkatkan usaha penanaman sayuran hortikultura maka perlu melalui pendekatan industri. Artinya petani diajarkan menanam sayur yang dibutuhkan pasar. Bukan hanya sekedar menanam sebanyak-banyaknya tetapi harus melihat berapa kebutuhan pasar. Sebab kita telah menyebutkan bahwa hasil pertanian dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, musiman dan mudah rusak. 

Jangan sampai petani kita pas sudah panen harga turun. Tentu saja hal ini merugikan petani. Mau tidak mau harus dijual karena kalau disimpan lama cepat membusuk. 

Jangan kita hanya berfokus ke peningkatan produksi. Tetapi perlu perbaikan kualitas dan industri. Dalam hal ini kita fokus supaya hasil pertanian bukan turun harga saat panen melainkan diupayakan untuk menguntungkan petani. Yang perlu dilakukan adalah mengajarkan petani untuk melakukan industri. Jangan selalu menjual produk mentah tetapi bagaimana mengolah dahulu sebelum menjualnya. 

Konsep yang paling bagus diterapkan adalah konsep agribisnis. Disini ada kterkaitan antara petani, penyuluh, instansi terkait dan  pemerintah. Semua harus bekerja maksimal. Sebab manakalah tidak maksimal maka sudah pasti ada yang dirugikan. 

Petani butuh dukungan dari penyuluh dan pemerintah. Harus ada yang kordinir, sehingga hasil panen mereka tidak anjlok hanya karena persoalan harga. Walaupun pemerintah telah menetapkan harga terendah tetapi kenyataan lain dilapangan. Masih banyak tengkulak berkeliaran. Harusnya pemerintah punya peranan yang sentral. 

Tetapi apa boleh buat, walaupun petani menjerit mau tidak mau harus menjual dibawah standar harga. Iya begitulah nasib petani. 

Peranan agribisnis disini sangat perlu diterapkan. Agribisnis menurut Sukartawi dibagi 4 sub sistem yaitu : 

1. Sarana Produksi. 

Sarana produksi meliputi lahan, tenaga kerja, pestisida, bibit, alat pengolahan tanah, pupuk dan lain-lain yang ada hubungannya dengan sarana produksi. Itu semua harus diperhitungkan. 

2. Produksi. 

Meliputi persiapan lahan, pembenihan, pemeliharaan sampai panen. Jadi disini diajarkan cara bertanam yang benar, cara pemupukan, cara pemberantasan hama penyalit sampai cara panen. 

3. Teknologi

Ada kaitannya dengan pasca panen, artinya bagaimana hasil panen bisa tahan lama. Bagaimana supaya harga tidak turun. Intinya jangan menjual produk dalam kondisi mentah. Tetapi harus diolah sehingga bisa tahan lama dan harga naik. 

4. Pemasaran. 

Inti dari agribisnis adalah pasar. Artinya dimana produk kita harus dibawah. Perlu ada jaringan pemasaran supaya petani tahu dimana produk mereka harus dijual. 

Demikianlah konsep agribisnis semoga bisa menjadi bahan untuk mengembangkan produk sayuran kita. 

Cp. 085397277984

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEKURANGAN KEMASAN KAYU

Kemasan kayu memiliki banyak kelebihan jika dibanding kemasan sejenis lainnya seperti besi, pelastik ataupun rotan. Kelebihan yang dimaksudkan adalah dari segi mekanis atau kekuatannya. Kayu memiliki kekuatan saat ditekan dan agak lentur. Segi estetika kayu memiliki keindahan dan memiliki tekstur yang bagus dan kayu memiliki banyak variasi. Sehingga kita bisa membuat kemasan sesuai keinginan. Kayu sifatnya ringan sehingga bisa terapung karena memiliki berat jenis yang ringan.  Misalnya ketika mau mengirim barang peca belah kayu merupakan pilihan terbaik untuk dijadikan sebagai kemasan. Alasannya kayu mampu menjaga barang dari pecah, begitu pula saat pengiriman menghemat biaya karena sangat ringan jika dibandingkan dengan besi.  Disamping kelebihan ternyata kayu juga memiliki kelemahan, diantaranya :  1. Mudah Diserang Serangga Benerapa jenis kayu sifatnya lunak sehingga mudah diserang rayap maupun serangga lainnya. Dengan kelemahan ini maka kita harus menggunakan zat kimia untuk mengat

JENIS-JENIS BAHAN KEMASAN MAKANAN DAN MINUMAN

Kesehatan adalah sesuatu yang paling penting dari hidup kita. Karena kalau kita sehat berarti kita bisa menikmati hidup. Salah satu yang harus kita jaga adalah pola makan. Berbagai jenis makanan yang sering kita maka diantaranya makanan mentah, makanan olahan, makanan yang dikemas dan lain-lain. Baca Juga : Manfaat kemasan daun pisang bagi kesehatan dan kesehatan lingkungan Yang akan kami bahas pada kesempatan ini adalah kemasan. Kemasan sangat mempengaruhi kualitas suatu produk makanan. Kemasan yang kelihatan baik akan lebih disukai oleh konsumen jika dibanding dengan kemasan seadanya atau yang tidak punya kemasan sama sekali. Pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan lebih jauh tentang jenis-jenis kemasan. Dalam rangka menjaga kesehatan maka kita pintar memilih kemasan yang akan kita beli atau untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Tujuan dari penjelasan ini adalah untuk mengetahui resiko yang mungkin timbul saat mengkonsumsi makanan kemasan. Berikut ini beberapa jenis bahan ke

PENGERTIAN, SYARAT, TUJUAN, KEGUNAAN DAN JENIS PENGEMASAN

Kemasan merupakan sesuatu alat yang hampir semua orang menggunakannya, mulai dari mengemas makanan, barang dll. Bahkan hampir semua tumbuhan juga memiliki kemasan alami saat  diciptakan oleh yang kuasa Allah. Misal jagung ada pembungkusnya, jeruk ada kulitnya, padi ada bulirnya,  dll. Pembungkusnya kesemuanya bertujuan untuk melindungi isi dari gangguan luar.  Baca Juga artikel ini :  Kekurangan kemasan kayu Kemasan pelastik dan bahayanya Kemasan Kertas Jenis-jenis Bahan Kemasan dan Minuman Lebel kemasan pada pangan  A. Pengertian Pengemasan  Pengemasan merupakan perlakuan yang diberikan kepada bahan pangan (makanan) atau non pangan baik yang belum diolah maupun yang telah diolah bisa sampai kekonsumen dengan selamat dimana kualitas dan kuantitas tetap terjamin.  B. Tujuan Pengemasan  Adapun tujuan pengemasan yaitu : Memperpanjang daya simpang  Mengamankan atau menyelamatkan produksi bahan pangan yang melimpah. Mencegah atau meminimalkan kerusakan nutrisi/gizi bahan pangan Memberi